Sabtu, 05 Februari 2011

MENGAPA ENGKAU TERTEKAN, HAI JIWAKU?

Mazmur 42-43

Mataku terpejam, lalu kutarik nafas dalam-dalam. Rasa sesak mengisi dadaku dan penuh sekali dalam pikiranku. Semua masalah dan pergumulan terbayang di mataku menambah sumpek pikiranku. Kegelisahan jadi sahabat yang dekat dengan jiwaku. Kapan penderitaan ini berakhir? Aku teringat mulut orang-orang yang mengolok-olok keadaanku sambil mencibir: “Dimana Allahmu? Allah yang kaupuji siang dan malam. Dimana Dia?”. Dan olok-olokan itu hampir setiap waktu aku dengar. Aku hanya mampu diam tanpa ekspresi. Mengapa sakit, kekurangan dan tekanan masalah demikian berat menimpaku? Akupun diam-diam turut bertanya dalam hatiku: “Dimanakah Engkau, Allahku? Lupakah Engkau kepadaku?” Tanpa sadar air mataku sudah jatuh dipipi. Cepat-cepat aku usap. Tiba-tiba aku teringat bahwa Tuhan itu dekat. Aku teringat bahwa Tuhan tidak akan pernah melupakan dan meninggalkanku. Bait syair lama berkumandang ditelingaku ”Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjunMu; segala glora dan gelombangMu bergulung melingkupi. Tuhan memerintahkan kasih setiaNya pada siang hari...” (Mazmur 42:8-9). Benar, Tuhan tidak pernah melupakanku! Tanganku kulipat, kepala kutundukkan dan dengan air mataku naikkan doaku: “Tuhan Berilah keadilan kepadaku, perjuangkan perkaraku dan luputkanlah aku sebab Engkau tempat pengungsianku... Suruhlah terangMu dan kesetiaanMu datang dan menuntunku ...” (Mazmur 43:1-4). Aku mempercayai sungguh-sungguh bahwa Tuhan-lah tempoat pengungsian, Tuhan-lah Penolongku dan Dialah Allah yang sanggup melakukan perkara besar dalam hidupku. Kehangatan kasih Tuhan memelukku. Damai dan sukacita mengalir di hatiku serentak setelah kunaikkan doa dan keluhanku kepada Tuhan. Akupun segera berdiri dan kutantang jiwaku sendiri, jiwa yang tertekan dan mulai putus asa: “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi epadaNya, Penolongku dan Allahku!” Jiwaku menjadi tenang bahkan kali ini bangkit dan bersorak.

Puji Tuhan, aku terbebas sebab Tuhanlah Penolong dan tempat pengungsianku. Lalu aku tuliskan apa yang kualami sebagai nyanyian yang akan terus dinyanyikan untuk mengingatkan semua orang yang tertekan dan berputus asa bahwa pada Tuhan-lah ada pengharapan, Dialah tempat pengungsian dan Penolong yang ajaib! Aku berharap bila ada yang sedang tertekan dan mengalmi keputus-asaan dan membaca syairku, akan segera disadarkan bahwa Tuhan-lah kekuatan, tempat pengungsian dan Penolong yang ajaib dan akan berseru bersamaku: “Mengapa engkau tertekan hai jiwaku dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepadaNya, Penolongku dan Allahku!” (Mazmur 42:6, 12; 43:5). Amin.

Cari Blog Ini

ALBUM KENANGAN